Halaman

Selasa, 24 Mei 2011

Pak RW Harus Mencari Dana ???


Ada warga yang nyeletuk “jadi Pak RW harus kreatif dong, cari dana tambahan untuk pemasukan kas RW…!.”
           Mencari dana tambahan ?, kalau saya bisa lakukan itu tentu sudah saya lakukan untuk keluarga saya !, buat apa untuk kas RW ??. Keluarga saya masih butuh uang lebih kok...
            Mau jadi Ketua RW saja sudah merupakan ‘pengorbanan’ dan ‘pengabdian’ dari seorang warga kepada lingkungannya. Terbukti ketika dilakukan pemilihan calon Ketua RW Periode 2011-2014 hanya ada dua orang yang bersedia berkorban dan mengabdi. Satu orang sudah pensiun dan satu orang (saya) masih aktif bekerja. Kemana yang lain ??. Apakah saya mendapat honor atau gaji sebagai Ketua RW ? sama sekali tidak, bahkan harus mengeluarkan uang pribadi untuk beberapa keperluan kepengurusan RW. Kalau tidak digaji, kenapa saya harus mencari uang untuk kas RW ?.
            Saya sengaja mengajak seluruh Ketua RT untuk duduk bersama saya di kepengurusan RW biar mereka tahu apa yang ada di RW selama ini. Selama ini ada kecurigaan warga maupun pengurus RT terhadap RW sehingga ketika rapat, pihak RT umumnya selalu menolak bila ada penggalangan dana untuk tujuan tertentu sehingga kegiatan itu lebih banyak dihimpun dari para donatur. Contoh, pembenahan tempat pembuangan sementara sampah (TPSS) dengan pembuatan pintu gerbang dan gudang tempat menyimpan perkakas TPSS. Hal itu terwujud atas kerja keras Bp. Suryadi yang menghimpun dana dari berbagai pihak (umumnya perorangan). Contoh lain, pembenahan/ perbaikan Gapura yang didalangi oleh Bp. Sugilarto, semua biaya dikoleksi dari para donatur yang peduli lingkungan.
            Jadi, saya sangat berharap agar setiap warga mau membiayai dirinya sendiri dulu, jangan mengandalkan ‘pemberian’ (subsidi) dari orang (pihak) lain. Adapun bila kita memiliki dana tambahan dari pihak lain, itu bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan (pembangunan lingkungan) kita. Kalau RW kita sudah bisa mandiri, maka kita tidak akan kuatir bila suatu saat kios-kios digusur seluruhnya oleh Pemerintah (karena memang itu milik Pemerintah), kita tidak akan kuatir kalau YP Rachmaniyah tidak lagi melalui wilayah kita, dan seterusnya.
            Tapi kalau sekarang ini kios-kios di depan itu tutup semua atau digusur semua, maka RW langsung bangkrut. Kalau sudah demikian, maka RW akan ‘gulung tikar.’ Kalau sekarang ini YP Rachmaniyah tidak melalui jalan kita (sehingga tidak memberi dana kompensasi), maka RW langsung bangkrut. Kalau sudah bangkrut, maka RW dibubarkan, dan semua urusan (keamanan dan kebersihan) dikembalikan ke RT masing-masing….., kecuali hanya menandatangani surat-surat administratif warga sebagai tugas pokok Ketua RW… that is a very simple job.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar