Halaman

Minggu, 15 Mei 2011

Keluh Kesah Pengangkut Sampah

Sebulan sekali, saya menyambangi petugas sampah yang sedang bekerja mengangkut sampah warga kita di tempat pembuangan sementara sampah (TPSS). Mereka mengangkut sampah dari bak sampah ke atas truknya. Saya berada di lingkungan itu sekitar 30 sampai 60 menit sambil ngobrol dengan mereka (petugas pengangkut sampah), ditemani oleh Bp. Suryadi (Koord Divisi Penataan Lingkungan) dan seorang Petugas Satpam.

Saya amati di sekeliling TPSS, sampah-sampah bau (terutama jika tergenang air hujan) yang dikerubungi lalat-lalat berserakan di mana-mana.

"Untung sekarang ada pintu gerbangnya Pak, kalau tidak, sampah berserakan sampai ke dekat jalan utama, seperti dulu. Banyak pengendara sepeda motor dengan enaknya melempar sampah sembarangan, entah warga mana mereka...." cerita Pengemudi truk.

"Kalau pas ketemu saya, saya tegur Pak, tapi seringnya ngumpet-ngumpet..." kata Satpam.

Sampah warga dibuang tiga kali seminggu, yaitu pada Senin, Rabu, dan Sabtu. Ketika itu hari Senin, banyak gerobak sampah yang sengaja datang pada hari itu sehingga sampahnya bisa langsung dinaikkan ke truk. Satpam dan Pak Suryadi hafal, mana gerobak-gerobak sampah dari RW.02, RW.03 dan Perum Andhika. Tentu saja, di luar itu tidak diperkenankan membuang sampah di sini.

"Masih banyak warga yang bandel Pak, sampah-sampah pohon atau puing-puing rumah dibuang di sini..., kalau saya tahu, pasti saya tolak" kata Pak Suryadi.

Memang, perjanjian kita dengan Dinas Kebersihan Kota Depok adalah sampah yang diangkut adalah sampah-sampah dapur rumah tangga (sayuran, kemasan makanan, dan sejenisnya). Jadi, kalau mereka membuang sampah di luar itu kita harus 'kompromi' dengan supir dan petugas pengangkut sampahnya.

"Saya juga sudah mulai ngumpulin kabel, sirtu (batu-batu kecil) dan sebagainya untuk membereskan TPSS ini. Saya ingin jalan menuju TPSS terang di malam hari, dan kondisi jalan yang tidak becek seperti ini..." kata Pak Suryadi.

"Dari mana uangnya ?" tanya saya

"Dari sumbangan warga-warga yang peduli, dari sisa-sisa pembangunan, ... dari mana sajalah" jawabnya. Memang saya lihat sudah ada dua tumpukan sirtu dan segulung kabel di gudang yang berada di sisi utara depan gerbang.

"Yah, warga tahunya sudah bayar uang sampah..., beres..., padahal prosesnya panjang, terutama jika tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Kota Depok sudah penuh, kadang sampah bertumpuk hingga ke luar pintu gerbang..." kata Pak Suryadi dan Supir truk sampah.

Karena saya harus ke kantor, maka ketika mereka istirahat menikmati kue-kue dan minum-minum sekitar pukul 10.30 di areal tepi TPSS yang kotor itu, saya pamit meninggalkan mereka. Ternyata mereka meminta air dari warga sekitar..., andaikan kas RW mencukupi...., seharusnya ada dispenser di sana....

So, jadi, bila ada warga yang kelebihan rejeki dan bermurah hati..., masih ada orang di lingkungan kita yang harus kita bantu...., datanglah pada Senin, Rabu atau Sabtu ke TPSS, buatlah mereka tersenyum.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar