Halaman

Kamis, 31 Maret 2011

Serius dalam Kegiatan Sosial


SERIUSLAH UNTUK KEGIATAN SOSIAL


Banyak yang berkata: “jadi Pengurus RW tidak digaji, ngapain repot-repot...” Benar, benar sekali pernyataan itu. Tapi, apakah selamanya kita bisa (hanya ingin) hidup di dunia saja ?, tentu tidak. Lalu, apa modal dan bekal kita di alam kehidupan selanjutnya ?.

Kehidupan ini terus berlanjut, apa yang kita kerjakan saat ini, sedikit-banyak akan mempengaruhi kehidupan kita di masa depan, sering saya katakan ke mahasiswa “kalau Saudara tidak ingin bersusah payah saat muda sekarang, maka, tunggulah, Saudara akan dipaksa bersusah payah di masa tua Saudara..!”

Dalam konotasi lain, jika kita tidak sungguh-sungguh bekerja keras di dunia ini untuk mengumpulkan modal atau bekal (amal) selama hidup kita, maka tunggulah saatnya di mana di sana kita akan dipaksa untuk bekerja keras (nb: disiksa).

Jadi, sisihkan kemampuan kita untuk beramal, jika mampu harta, sisihkan harta untuk amal, jika mampu pikiran, sisihkan pikiran untuk amal, jika kita mampu tenaga, sisihkan tenaga untuk amal, jika kita memiliki waktu (masih hidup), sisihkan waktu untuk beramal, dan seterusnya. Jangan habiskan seluruh kemampuan kita untuk mengejar tarif. Seorang ulama yang jika diminta ceramah ia memasang tarif, maka tidak ada nilai amal untuknya, sebagus apapun isi ceramahnya, jika tarif itu dipenuhi panitianya. Jadi, serahkan tarif ke Tuhan, tugas kita adalah menyampaikan kebaikan. Bila bayaran itu dirasa kurang, maka selisihnya, biarkan Tuhan yang membalasnya.

Kesimpulan yang bisa diambil adalah: seriuslah kita dalam bekerja sosial, karena imbalannya Tuhan sendiri yang akan membayarnya. Maha Suci Tuhan yang Maha Cepat PerhitunganNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar