Halaman

Minggu, 27 Maret 2011

Jabatan Memang Sebuah Amanah

Tak pernah terbesit sedikitpun dalam pikiran saya untuk menjadi Ketua RW. Dari dulu saya sudah terbiasa dengan jabatan Sekretaris. Tapi, saya bisa memberi kesimpulan bahwa jabatan adalah sebuah amanah. Saya yang tak pernah ingin menjadi Ketua RW malah menjadi Ketua RW, sementara ada orang yang menggebu-gebu menjadi Ketua RW malah tidak pernah jadi.

Saya mengatakan bahwa saya saat ini menjadi RW "pencuci piring." Betapa tidak, di sana-sini banyak terjadi ketidakberesan, bahkan penyimpangan. Padahal, satu periode sebelumnya, saya sudah menjadi Sekretaris, tapi saya hanya konsentrasi di pekerjaan saya saja, saya tak mau tahu pekerjaan devisi lain. Ternyata, Tuhan memang menghendaki saya (dengan sifat saya) menjadi "pemberes pekerjaan rumah" ini.

Tuhan telah memberi pelajaran, bahwa jika ingin semua harmonis, maka semua harus diatur (seperti lintasan tata surya yang semua melintasi garis edarnya masing-masing). Jadi, setiap langkah warga harus diatur agar tidak berbenturan kepentingan dengan langkah warga lainnya. Tentu untuk maksud ini, saya harus mengajak mereka yang "sehati dan sepemikiran."

Ada yang berkata: "Pak Bambang nanti disetir Pak Giri," saya katakan "saya boleh disetir oleh siapapun, termasuk pak Giri, selama setir itu mengarah ke jalan yang benar.

Ada pula yang berkata "Pak Bambang nanti cuma dimanfaatkan kepentingan Blok C," dan saya katakan "saya ingin hidup dengan memberi manfaat kepada sebanyak-banyaknya orang, jadi, kalau saya hanya dimanfaatkan oleh Blok C, saya merasa rugi, karena kurang banyak yang memanfaatkan saya.

Menjadi Ketua RW adalah amanah, dan ini merupakan pengabdian diri saya tanpa pamrih kecuali mengharapkan ridho dari Tuhan Sang Pemberi Hidup.

Meski ada beberapa staff yang masih kurang "sreg" di hati, tapi saya tetap memohon pertolonganNya, mudah-mudahan semuanya menjadi baik karena niat saya juga baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar